by

“Makam Syekh Sihalahan berada di Kota Solok”

Syekh Sihalahan memiliki nama asli Husen Dt. Bandaro (keterangan dari Nasril/Juru Pelihara dan keturunan Syekh Sihalahan), lahir sekitar tahun 1852 di desa Tabu, Solok. Beliau merupakan penyebar agama Islam di sekitar daerah Sihalahan, Solok dan sekitarnya. Beliau merupakan murid Syekh Burhanuddin di Ulakan Pariaman yang beraliran Tarekat Naqsabandiah. 

dede

Untuk menyebarkan ajaran Islam beliau membangun Surau Latiah sebagai tempat untuk berlatih ilmu-ilmu keagamaan dan seni bela diri. Oleh karena itulah surau ini bernama Surau Latiah (tempat latihan). Pada masa beliau, surau ini juga digunakan sebagai tempat “bersuluk” bagi para pengikut dan murid-murid beliau pada saat bulan Ramadhan (bulan puasa). Murid-murid beliau berasal dari berbagai daerah seperti daerah Tanah Datar, Padang Panjang dan Sijunjung. Tradisi “bersuluk” ini terakhir dilakukan pada tahun 2003. Berdasarkan keterangan dari berbagai narasumber dan inskripsi pada cungkup makamnya, Syekh Sihalahan wafat pada bulan juli 1917.

Makam Syekh Sihalahan terbuat dari susunan bata berplester. Nisannya menyatu dengan jirat, dengan bentuk nisan berbentuk undakan, pada bagian kepala nisan terdapat empat buah undakan dan pada bagian kaki nisan terdapat tiga buah undakan. Bagian kaki makam lebih rendah dari bagian kepala makam sehingga jika dilihat dari samping maka makam ini terlihat miring. Saat ini makam Syekh Sihalahan telah diberi cungkup dan dibuatkan bangunan yang disusun dengan bata berplester, bangunan ini tidak penuh hingga ke atas. Atap cungkup terbuat dari seng. Makam Syekh Sihalahan berada di dalam lingkungan Surau Latiah. (Mellya/GMP)

Sumber : Arsip DPORKP 2016.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.