by

Talempong Batu Dari Nagari Talang Anau

Kenagarian Talang Anau merupakan salah satu Nagari yang terdapat di Kecamatan Gunuang Omeh,Kabupaten Lima Puluh Kota,Provinsi Sumatera Barat. kawasan Gunuang Omeh sebelumnya tergabung kedalam kecamatan Suliki dan sangat terkenal dengan salah satu Daerah penghasil jeruk siam.Berdasarkan sejarah, Daerah Gunuang Omeh pernah menjadi salah satu dari Delapan tempat di Sumatera Barat yang dahulunya pernah dijadikan sebagai ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Nagari Talang Anau itu sendiri berbatasan dengan Nagari Pandam Gadang yaitu sebuah Nagari tempat kelahiran Tokoh Nasional Indonesia yaitu Ibrahim gelar Datuak Tan Malaka.

Nagari Talang Anau yang berjarak sekitar 42 Km dari Kota Payakumbuh memiliki situs cagar budaya yang sangat menarik yaitu TALEMPONG BATU.Menurut sejarah yang di susun oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya di tuliskan bahwa,Pada Abad ke 12 M Talempong Batu ini ditemukan dan dikumpul oleh seorang anak muda yang bernama Samsudin.Dimana Samsudin merupakan anak tunggal dari pasangan keluarga yang mana kedua orang tuanya termasuk orang yang disegani dalam kampung pada masa itu.Konon ceritanya sebelum Samsudin menemukan batu – batu ini pada awalnya dia bermimpi bahwa di Daerah sekitarnya berdiri serta bermunculan sejumlah titik – titik cahaya yang menerangi kegelapan pada waktu itu.awalnya Samsudin tidak menggubris mimpinya tersebut,tapi pada malam – malam selanjutnya dan secara berturut – turut selama Tiga malam mimpi tersebut selalu menghiasi tidurnya,seakan – akan ada yang memerintahnya untuk melakukan sesuatu, akhirnya Samsudin berfikir, adakah ini sesuatu pertanda atau perintah yang datang dari pendahulu atau pendiri kampung.Rasa ke ingin tahuan Samsudin pun dimulai dengan mengitari tempat dia tinggal sesuai dengan yang ada dalam mimpinya. Setelah lama berselang Samsudin merasa lelah dan beristirahat duduk sambil memukulkan tongkatnya pada sebuah batu,dan alangkah terkejutnya Samsudin karena batu yang ada di depannya tersebut mengeluarkan bunyi yang merdu. Melihat apa yang di dapatinya membuat lelah Samsudin menjadi hilang, seolah – olah dia menemukan arti dari mimpi tidurnya.selanjutnya Samsudin melanjutkan pencarian agar menemukan batu – batu lainnya sesuai dengan titik cahaya yang datang dalam mimpinya. Setelah dia menemukan apa yang di carinya tersebut Samsudin pun menghela satu persatu batu – batu tersebut dengan sebatang lidi dari daun kelapa hijau menuju kesebuah tempat dan mengumpulkannya di atas sebuah lobang atau terowongan yang membujur panjang menuju ke sebuah mata air yang cukup besar yang saat sekarang diberi nama AIR MANDANAU lokasinya tepat berada di sebelah Barat kampung Talang Anau.selanjutnya batu – batu tersebut di susun di atas dua batang bambu yang melintang di atas mulut lobang tersebut.

Karena Batu yang ditemukan oleh Samsudin mengeluarkan bunyi atau nada yang berirama,maka dijadikanlah batu tersebut oleh masyarakat sebagai alat pengumpul penduduk dan sebagai sarana hiburan yang sifatnya ritual pada masa itu.Hal tersebut sampai saat sekarang seandainya ada salah seorang penduduk atau pengunjung yang datang mengunjungi batu, maka masyarakat sekitarnya akan datang dengan sendirinya dan memastikan siapa yang membunyikan batu tersebut.

Setelah lama berselang ayah Samsudin meninggal dunia, hingga kampung tersebut diliputi oleh suasana berkabung dan berselang tidak berjarak beberapa hari setelah itu ibu Samsudin juga meninggal Dunia dan tinggalah Samsudin seorang diri.Dalam kesendiriannya itu,Samsudin berubah menjadi anak yang pendiam dan sering duduk sendiri sambil memainkan (memukul) batu yang ditemukannya,sampai pada akhirnya banyak ditemui keanehan oleh masyarakat pada diri Samsudin,yakni sering melamun dan tafakur di dekat Talempong Batu kadang terlihat kadang tidak,dan ada yang menemukannya di Dua tempat pada waktu yang sama,dalam keganjilan tersebut Samsudin akhirnya Raib entah kemana hilang tak ada bekasnya, semenjak itulah Samsudin berganti nama oleh masyarakat dengan nama TUANKO NAN HILANG.

Sepeninggal Samsudin alias Tuanko Nan Hilang,maka masyarakat Talang Anau menjadikan batu Talempong sebagai benda yang memiliki nilai mistik yang tinggi sehingga kesaktiannya membuat suatu kebanggaan bagi Nagari Talang Anau, dengan kejadian tersebut banyak Masyarakat Talang Anau atau masyarakat dari Luar datang untuk melakukan Ritual ditempat itu.

Talempong Batu

Untuk menghormati dan mengenang jasa Tuanko Nan Hilang dan pendahulu – pendahulu kampung di Talang Anau sewaktu memasuki areal Talempong Batu setiap pengunjung di suruh untuk berlaku sopan dan membakar kemenyan terlebih dahulu sebelum memukul atau membunyikan batu tersebut.karena masyarakat setempat masih menganggap siempunya batu tidak akan pernah meninggalkan peninggalannya tersebut dan akan mengakibatkan hal – hal yang tidak di ingini terjadi setelah keluar dari areal Talempong Batu. Kejadian mistik yang masih terjadi sampai saat ini adalah batu akan menggigil atau bergetar dan terasa di sekitar areal batu semacam adanya gempa kecil sehingga masyarakat tahu itu adalah suatu pertanda mungkin akan ada terjadi sesuatu di Kenagarian Talang Anau berupa berita baik maupun sebaliknya. (Wahyu/GMP)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.