BARAJA - Setiap
daerah atau wilayah memiliki potensi untuk pengembangan sektor pariwisata. Peran
penting sektor pariwisata dalam pengembangan suatu daerah atau wilayah sangat
vital. Salah satu bentuk peran pariwisata adalah pengembangan aspek
perekonomian daerah yang mampu mengembangkan sektor pariwisata umumnya memiliki
tingkat perkembangan perekonomian daerah yang relatif tinggi. Hal ini memacu
setiap daerah untuk mengoptimalkan potensi wilayahnya menjadi daya tarik
wisata.
Kota Solok yang
merupakan suatu kawasan strategis di lintas Sumatera menyimpan banyak kekayaan
alam dan budaya yang butuh di gali berupa wisata Agro, wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, wisata religi dan
kuliner. Kondisi geografis Kota Solok yang memiliki hamparan sawah ± 200 Ha ditengah perkotaan menjadikan sebuah
daya tarik untuk dijadikan kawasan wisata agro yang layak untuk dikunjungi.
Untuk menggali
potensi tersebut pada tahun 2016 komunitas Gajah Maharam Photography mencoba
menggali potensi yang ada di Sawah
Solok dengan menjadikan
sebuah objek untuk lomba foto bertemakan “Alam Bareh Solok“ dan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Solok (Dinas
Pertanian). acara yang di gelar selama 3 bulan
tersebut mendapatkan antusias yang sangat luar biasa oleh pecinta fotografi dan menghasilkan
ratusan keindahan sawah solok dari berbagai sudut. Seiring meningkatnya
jumlah kunjungan dari luar daerah yang ingin mengabadikan Sawah Solok ke dalam lensa, maka komunitas Gajah
Maharam Photography mengusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk membuat semacam
Land Mark bertuliskan “SAWAH SOLOK“ sebagai salah satu daya tarik serta objek
foto bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Solok, melalui konsep land
mark tersebut Kota
Solok berhasil untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Beras tersebut.

Melihat mulai
diliriknya Kota Solok oleh wisatawan yang dibuktikan dengan meningkatnya angka
kunjungan ke Kota Solok,
membuat
Komunitas Gajah
Maharam Photography
berkolaborasi dengan pemangku adat diantaranya LKAAM, Bundo Kanduang, Tokoh Masyarakat dan
sasaran silek tuo Solok untuk melakukan berbagai langkah dan strategi yang
cerdas dengan membuat beberapa Event bertemakan budaya lokal. Konsep event tersebut
mengambil nama dengan bahasa lokal Kota
Solok diantaranya :
· Event BASIKAKEH
Pada event yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian ini
memiliki konsep berupa perlombaan mesin bajak dengan kategori mesin kura-kura
dan mesin bajak singka.
Sebelum perlombaan dimulai pengunjung
akan diberikan suguhan yang meriah yakni kegiatan lomba memindahkan belut yang
diikuti oleh Ibu-ibu kelompok tani dan penampilan silek tuo dalam sawah, Pacu Upiah dan permainan Batuang Gilo. Mendirikan stand
kuliner tradisional.

· Event BASILUMUH
Basilumuh
merupakan sebuah event silaturahmi antar sasaran silat yang ada di Sumatera
Barat yang di adakan selama 2 (dua) hari dan biasanya di adakan setiap bulan
November.
Pada
hari pertama kegiatan, seluruh
tuo – tuo silek yang berasal dari perwakilan Kota/Kabupaten yang ada di Sumaera
Barat menggelar pertemuan silaturahmi dengan menampilkan pertunjukan silek
menurut aliran masing – masing sasaran silek yang ada di Sumatera Barat. Pada acara silaturahmi
ini yang akan tampil merupakan guru – guru silek atau tuo silek.
Pada
hari kedua dilanjutkan dengan pertunjukan silat tradisional yang bertempat di
hamparan sawah solok yang berlokasi di Depan Kantor Pengadilan Negeri, Kelurahan Sinapa
Piliang. Pertunjukan silat
tersebut dilakukan dalam sawah yang berlumpur dan hal inilah yang menjadi cikal
bakal nama kegiatan yaitu “BASILUMUH“ artinya bermandikan lumpur. Setiap pesilat yang
menampilkan atraksinya akan dinilai oleh beberapa orang juri yang nantinya di
akhir acara diumumkan siapa yang menjadi pemenang.

· Event BASIPETEANG.(mengitari/Touring)
Kota Solok dengan posisi yang strategis dan terletak di
persimpangan lintas Sumatera membuat komunitas motor/Bikers untuk menjadikan
kawasan Kota Solok sebagai tempat pertemuan ajang silaturahmi Bikers
seluruh Indonesia. Kegiatan yang berkolaborasi
dengan seluruh komunitas yang ada di Kota Solok membuat kegiatan tersebut cukup
menarik dan mampu meningkatkan angka kunjungan dengan peserta mencapai ribuan. Acara silaturahmi Bikers tersebut dikemas dalam bentuk
pertunjukan budaya serta melakukan touring ke sejumlah lokasi objek
wisata/tempat bersejarah. Diantaranya
Mesjid Tuo Lubuk Sikarah, objek wisata Sarasah Aia Batimpo, Rumah
Pohon atau Laing Park, Sawah Solok, Taman Pramuka Pulau Belibis Ampang Kualo
dan obyek lainnya.

· Event
BASIPANIANG (Berputar)
Kehadiran komunitas mobil yang begitu banyak di Kota Solok
membuat komunitas Gajah Maharam Photography menawarkan kolaborasi untuk membuat
semacam acara yang bertemakan gathering bagi pecinta otomotive Kota Solok. Acara gathering tersebut bertujuan untuk mempromosikan wisata
dan budaya Kota Solok kepada wisatawan luar daerah.
Melalui acara yang dikemas
selama 3 hari tersebut mampu menggaet ribuan pengunjung yang berdatangan dari
berbagai Daerah luar Sumatera Barat.

· Event BASITAJIK (Bekerja
keras)
Basitajik adalah sebuah perlombaan tradisional yang di gagas
oleh Pemuda Kelurahan Koto Panjang, yang sarananya dari kumpulan rakit yang
disatukan membentuk sebuah "Rakit" atau boleh juga disebut dengan
Anyaman dari bambu.
Pada mulanya rakit ini dipakai oleh
masyarakat untuk menyeberangi sungai dan menangkap ikan di sungai batang
lembang.
Event Basitajik salah satu pertunjukan yang di selalu dinantikan oleh wisatawan, dimana event tersebut digelar untuk memperkenalkan budaya dan kearifan lokal, sehingga memacu kreatifitas dan sportifitas para generasi muda Kota Solok. Sehingga Kota Solok akan dikenal. Event tersebut biasanya di jadwalkan pada setiap bulan Agustus.
Adapun basitajik dapat mempererat tali silaturahmi antara pemuda, masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah Kota Solok. Selain menyasar kunjungan wisatawan baik lokal maupun nasional untuk datang ke Kota Solok event Basitajik bertujuan untuk menjaga lingkungan aliran sungai batang lembang dari sampah.

· Event BASIKICAU (Lomba
Burung)
Event Basikicau Alam Bareh Solok merupakan kegiatan yang
diprakasai oleh para kicau mania Solok (Basikicau Bird Club Indonesia) yang
bekerjasama dengan EO terbesar di Indonesia
BnR dengan tujuan untuk Menjalin silaturahmi antar Pemerintah Kota Solok
dan Masyarakat serta Kicau Mania se-Indonesia. Event
yang pertama kali dilaksanakan tahun 2017 dan pelaksanaannya dibulan September
tersebut mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai Provinsi di Indonesia.
Pada Event Basikicau yang berkolaborasi dengan Dinas
Koperindag Kota Solok menampilkan produk UMKM Kota Solok dengan tujuan untuk
memperkenalkan industri kecil menengah yang ada di Kota Solok.

· Festival
Masakan Tradisional Kota Solok
Festival yang dipelopori oleh Bundo Kanduang Kota Solok
tersebut merupakan salah satu upaya pelestarian kuliner khas yang dimiliki Kota
Solok. Solok memiliki banyak potensi kuliner yang selama ini masih belum
dikenal oleh daerah lain, seperti
Randang, Gulai Batang Pisang, Kalio Baluik, dan
lainnya.

· Ritual
Do’a Tolak Bala.
Masyarakat tani Sawah Solok memiliki sebuah tradisi yang masih dipertahankan sampai
saat ini yaitu Ritual Do’a Tolak Bala.
Tradisi tulak bala ini diadakan setiap kali musim tanam ketika
padi berumur satu minggu. Tradisi tulak bala ini bertujuan agar tanaman padi
terhindar dari serangan hama tikus serta hama wereng dan menghasilkan padi yang
banyak dan berkualitas. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Solok terkenal
dengan daerah penghasil Beras Solok dengan cita rasa yang spesifik dibanding Daerah
lainnya,
hal itu di dukung oleh kondisi tanah Sawah Solok yang terlalu subur.
Sebelum Ritual Do’a Tolak Bala ini dilaksanakan, masyarakat
menyediakan sebuah media untuk kegiatan ritual do’a tulak bala yang diantaranya
membuat semacam “Paureh” yang diletakkan di mimbar Masjid Raya Lubuk Sikarah
Kota Solok. Setelah itu pada esok harinya masyarakat secara bersama-sama turun
kesawah sambil membaca tasbih dan shalawat nabi sambil mengelilingi sawah.
Setiap jarak 100 meter rombongan berhenti sambil berdo’a
meminta kepada yang Maha Kuasa. Media yang digunakan adalah daun galundi yang
direndam dengan air lalu dipercikkan dengan menggunakan daun sicerek. Pada akhir acara rombongan melaksanakan Do’a dan makan
bersama.
Melalui kegiatan tolak bala tersebut tergambar sistim gontong
royong masyarakat tani yang masih dijunjung tinggi di Kota Solok, seperi secara sukarela membawa bekal berupa makanan untuk
peserta ritual tolak bala. Semakin banyaknya
masyarakat luar solok yang ingin mengetahui lebih dekat proses tolak bala, maka komunitas penggiat wisata bersama LKAAM, Bundo Kanduang serta kelompok tani menjadikan acara Ritual
Tolak bala sebagai wisata budaya yang paling di tunggu – tunggu oleh wisatawan.

· Even
Baralek Gadang
Pesta Budaya yang diadakan pada saat memperingati hari jadi
Kota Solok 16 Desember merupakan acara puncak dari setiap Event yang di adakan
pada bulan – bulan sebelumnya. Salah satu yang
ditampilkan pada saat Even Baralek Gadang tersebut adalah, Arak Bako.
Arak Bako ini bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan
kepada masyarakat luas mengenai adat istiadat Budaya Kota Solok. Arak bako merupakan upacara adat istiadat yang menggambarkan
proses adat mulai dari proses kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Para
peserta arak-arakan memakai busana baju kuruang basiba dan membawa dulang di
atas kepala yang berisikan katidiang hitam, selimut, dan nasi kunik.
Pada tahun 2019, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memasukkan pawai 'Arak
Bako' sebagai Warisan Budaya Tak
Benda. Arak Bako merupakan
sebuah tradisi berupa arak – arakan berjalan kaki yang dilakukan oleh keluarga
ayah mempelai perempuan menuju rumah mempelai perempuan.(Wahyu/GMP)

Comment