Rumah Gadang Gajah Maharam Kota Solok adalah salah satu Rumah
Gadang yang terletak di Jl. By Pass kelurahan KTK, Kecamatan Lubuk Sikarah,
Kota Solok dan saat ini tercatat sebagai cagar budaya di Balai Pelestarian
Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat dengan nomor inventaris 05/BCB-TB/A/05/2007.
Rumah Gadang Gajah Maharam ini merupakan rumah kaum Dt
Bandaro Suku Chaniago, yang kepala kaumnya dahulu dijabat oleh Husien bergelar
Dt. Bandaro yang juga seorang ulama di Nagari Solok dan lebih dikenal dengan
nama Syech Sialahan.
Pada masa penjajahan Belanda Rumah Gadang Gajah Maharam ini
juga digunakan sebagai rumah kediaman Angku Lareh di Solok. Selain difungsikan
sebagai rumah hunian dan tempat pelaksanaan acara - acara adat, rumah ini
dahulunya juga digunakan sebagai tempat untuk belajar pidato atau parsambahan
adat bagi para pemuda di daerah Solok dan sekitarnya.
Secara keseluruhan Rumah Gadang Gajah Maharam terbuat dari
bahan kayu dan atap yang berbahan ijuk atau seng. Arah hadap bangunan adalah
arah utara atau menghadap ke arah gunung marapi sebagai gambaran bahwa pada
dahulunya nenek moyang orang Minangkabau turun dari puncak Gunung Marapi.
Rumah Gadang Gajah Maharam memiliki gonjong sebanyak lima buah, empat buah di bagian atap dan sebuah di bagian depan sebagai pelindung tangga masuk rumah. Jenis kayu yang digunakan sebagai bahan utama komponen bangunan adalah kayu Jua, Surian dan ruyung (pohon kelapa), serta untuk bahan komponen dinding pada Timur, Barat dan Selatan rumah menggunakan Sasak (anyaman bambu). Rumah Gadang Gajah Maharam mempunyai denah empat persegi panjang dengan jumlah tiang penopang bangunan yang berjumlah 30 buah. Pada bagian dalam bangunan terdapat 4 buah kamar yang terletak pada sisi selatan bangunan yang berjejer arah Timur - Barat. Pada masing-masing pintu kamar ini terdapat ukiran-ukiran bermotif flora berupa les pintu. Sedangkan pada bagian atas pintu kamar terdapat ukiran berbentuk setengah lingkaran dengan motif flora dan mahkota, diperkirakan motif mahkota ini dipengaruhi oleh masa kolonial.
Pada tahun 1911 seorang juru foto militer yang bertugas
mengabadikan objek-objek menakjubkan di belahan nusantara berkebangsaan
Belanda, Jean Demmeni sempat mengabadikan Husien Dt Bandaro atau Syech Sialahan
dengan latar Rumah Gadang Gajah Maharam.
Jean Demmeni merupakan seorang anak Mayor Jenderal Belanda
kelahiran Padang Panjang tahun 1866. Selain itu melalui kiprahnya di dunia fotografi
menjadikannya sebagai manusia pertama yang mencapai puncak Gunung Krakatau pada
tahun 1908, untuk mengambil bagian dalam survey topografi Pulau Krakatau.
hasil karya Jean Demmeni ini awalnya untuk pelajaran sekolah anak Belanda guna mengenal negara jajahan mereka. Namun karya tersebut menjadikan sebuah nilai yang cukup tinggi bagi pelaku sejarah,s ehingga pada tahun 2017 hasil karya Jean Demmeni tersebut di jadikan pedoman untuk melakukan renovasi bangunan Rumah Gadang Gajah Maharam Kota Solok.(Wahyu/GMP)
Comment