by

Baraja – Mengenang H. Rosihan Anwar Seorang Tokoh Jurnalis Dari Solok

-NATIONAL, NEWS-1,950 views

H.Rosihan Anwar merupakan seorang tokoh pers,  sejarawan, sastrawan dan Budayawan Indonesia yang selalu produktif menulis di era perjuangan Indonesia. Dia dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1922 tepatnya di Kubang Nan Duo, Kenagarian Sirukam,Kabupaten Solok.

Rosihan merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara, dari pasangan Anwar Maharaja Sutan dan Siti Safiah. Ayahnya adalah seorang Demang di PadangPantai Barat Sumatra. Dia menyelesaikan sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke AMS di Yogyakarta. Dari sana Rosihan mengikuti berbagai pelatihan di dalam maupun luar negeri, termasuk di Universitas Yale dan School of Journalism di Universitas ColumbiaNew York CityAmerika Serikat.

Rosihan memulai karier jurnalistiknya sebagai Reporter Asia Raya pada masa pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961). Pada masa perjuangan, ia pernah disekap oleh penjajah Belanda di Bukit Duri, Batavia, (kini Jakarta). Kemudian pada tahun 1961, koran Pedoman miliknya dibredel penguasa. Pada masa Orde Baru, ia menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (1968-1974). Tahun 1973, Rosihan mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III, bersama tokoh pers Jakob Oetama. Namun kurang dari setahun setelah Presiden Soeharto mengalungkan bintang itu di lehernya, koran Pedoman miliknya ditutup.
02080221

Pada tahun 1950 Rosihan Anwar bersama Usmar Ismail mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Dalam film pertamanya, Darah dan Doa, ia sekaligus menjadi figuran. Dilanjutkan sebagai produser film Terimalah Laguku. Sejak akhir 1981, ia mempromosikan film Indonesia di luar negeri dan tetap menjadi kritikus film sampai akhir hayatnya. Pada tahun 2007, Rosihan Anwar dan Herawati Diah, yang ikut mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 1946, mendapat penghargaan 'Life Time Achievement' atau 'Prestasi Sepanjang Hayat' dari PWI Pusat.

Pada tahun 1947 Rosihan Anwar menikahi Siti Zuraida yang masih terhitung sebagai sebagai kerabat Mohammad Husni Thamrin yaitu seorang pahlawan nasional dari Betawi.akhirnya pasangan ini dikaruniai tiga anak dan sejumlah cucu.

Rosihan Anwar bersaudara, dikenal sebagai tokoh-tokoh masyarakat. Dua adiknya, Junisaf Anwar dan Yozar Anwar, juga mengikuti jejaknya sebagai wartawan. Junisaf pernah menjadi pemimpin redaksi Antara, sedangkan Yozar terkenal sebagai pimpinan eksponen 1966. Adiknya yang lain Roesman Anwar, meniti karier sebagai profesional dan pernah menduduki jabatan direktur utama Pelni.Kakaknya, Johnny Anwar, adalah mantan kepala polisi Padang pada masa revolusi kemerdekaan yang kemudian menjabat Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak) XVIII Sulawesi Selatan-Tenggara pada tahun 1968 dan terakhir sebagai Komandan Operasi Bhakti Markas Besar Angkatan Kepolisian (Mabak) di Jakarta (1970-1972) sebelum pensiun. Karena kepejuangannya, namanya kemudian diabadikan sebagai salah satu nama jalan di kota tersebut.

Rosihan Anwar meninggal dunia pada hari Kamis, 14 April 2011 pukul 08.15 WIB di Rumah Sakit Metropolitan Medika Center (MMC) Jakarta dalam usia 89 tahun. Ia diduga terkena gangguan jantung dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan.(Wahyu/GMP)

03080221

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.